Out-of-Home (OOH) advertising atau iklan luar ruang sedang mengalami transformasi besar di Indonesia, tidak hanya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, tetapi juga di kota-kota berkembang yang mulai menunjukkan potensi luar biasa. Dengan urbanisasi yang cepat, pertumbuhan ekonomi daerah, dan pembangunan infrastruktur yang masif, kota-kota ini menawarkan peluang emas untuk ekspansi iklan OOH yang lebih strategis dan berdampak.

Berikut ini adalah 10 kota berkembang di Indonesia yang patut dipertimbangkan oleh para pengiklan untuk ekspansi OOH:

1. Makassar (Sulawesi Selatan)

Sebagai gerbang utama Indonesia Timur, Makassar memiliki pelabuhan besar, pusat logistik, dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Lalu lintas kendaraan tinggi dan pusat komersial yang terus berkembang menjadikan kota ini sangat ideal untuk iklan billboard dan LED digital di titik strategis.

2. Medan (Sumatera Utara)

Dengan status sebagai kota metropolitan terbesar di Pulau Sumatera, Medan memiliki populasi yang padat dan pasar konsumen yang luas. Kehadiran banyak pusat perbelanjaan, kampus, dan kawasan industri memberikan banyak titik strategis untuk media OOH.

3. Balikpapan (Kalimantan Timur)

Sebagai kota penyangga untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Balikpapan akan mengalami lonjakan perhatian nasional dan investasi. Iklan OOH di sini akan menjadi bagian penting dari transisi menuju pusat pemerintahan baru.

4. Yogyakarta

Kota pendidikan dan wisata ini memiliki demografi yang sangat dinamis—mahasiswa, wisatawan, dan komunitas lokal yang aktif. OOH di Yogyakarta cocok untuk kampanye kreatif yang menyasar segmen muda dan trendi.

5. Bandar Lampung (Lampung)

Letaknya yang strategis sebagai pintu gerbang Pulau Sumatera dari Jawa menjadikannya lokasi transit utama. Peningkatan pembangunan infrastruktur jalan tol Trans-Sumatera mendukung penyebaran media OOH di sepanjang jalur lintas sumatera.

6. Banjarmasin (Kalimantan Selatan)

Sebagai pusat perdagangan dan transportasi Kalimantan Selatan, Banjarmasin mengalami pertumbuhan urban yang konsisten. Potensi lokasi iklan seperti bundaran kota, pasar, dan jalan arteri utama sangat besar.

7. Kupang (NTT)

Sebagai ibu kota Nusa Tenggara Timur, Kupang berkembang pesat sebagai pusat administratif dan bisnis. Program pemerintah untuk memperkuat kawasan timur Indonesia juga membuat OOH di kota ini semakin relevan.

8. Pekanbaru (Riau)

Pekanbaru adalah kota dengan industri migas dan perkebunan sawit yang dominan. Aktivitas ekonomi yang kuat menjadikan OOH sebagai media yang tepat untuk menjangkau pelaku bisnis dan masyarakat urban.

9. Malang (Jawa Timur)

Kota ini dikenal dengan sektor pendidikan, wisata, dan gaya hidup yang berkembang. OOH di Malang sangat cocok untuk produk-produk lifestyle, makanan-minuman, dan teknologi.

10. Manado (Sulawesi Utara)

Dengan pertumbuhan sektor pariwisata yang tinggi, terutama wisatawan dari Tiongkok dan negara Asia lainnya, Manado menjadi target pasar yang menarik. Media OOH bilingual (Indonesia-Inggris/Mandarin) dapat menjadi strategi yang tepat.

Mengapa Fokus pada Kota Berkembang?

1. Biaya Lebih Efisien – Harga sewa titik OOH lebih kompetitif dibanding kota besar.
2. Persaingan Rendah – Belum banyak pemain besar yang masuk, membuka peluang brand awareness yang tinggi.
3. Pertumbuhan Populasi – Kota-kota ini mengalami peningkatan jumlah penduduk aktif, baik karena urbanisasi maupun migrasi kerja.
4. Dukungan Pemerintah Daerah – Banyak pemda mendukung iklan legal untuk meningkatkan PAD dan estetika kota.

Kesimpulan

Perluasan strategi OOH tidak selalu harus terpaku pada kota-kota besar. Kota-kota berkembang di Indonesia menyimpan potensi luar biasa untuk meningkatkan jangkauan dan efektivitas kampanye iklan. Dengan pendekatan yang tepat dan pengetahuan lokal yang kuat, brand anda bisa mendapatkan perhatian audiens yang tinggi di pasar yang sedang tumbuh pesat.