Thursday, 10 Oct 2024
Industri iklan out-of-home (OOH) telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, tidak hanya dari segi kreativitas dan inovasi, tetapi juga dalam hal bagaimana kita mengukur efektivitas iklan. Di masa lalu, pengukuran dampak iklan OOH sering kali bersifat spekulatif atau bergantung pada estimasi kasar berdasarkan data lalu lintas dan perkiraan jumlah orang yang melihat iklan. Namun, dengan kemajuan teknologi dan adopsi alat baru, kita kini dapat mengukur dampak iklan OOH dengan cara yang jauh lebih presisi dan berbasis data.
Berikut adalah beberapa alat dan teknologi baru yang mempengaruhi cara kita mengukur dampak iklan OOH di 2025.
1. Analisis Data Real-Time dan Big Data
Salah satu perkembangan terbesar dalam pengukuran dampak iklan OOH adalah penggunaan data besar (big data) dan analisis real-time. Dengan memanfaatkan data dari perangkat mobile, GPS, dan aplikasi lokasi, pengiklan dapat memperoleh insight yang lebih terukur tentang perilaku konsumen di sekitar iklan OOH mereka. Data ini memungkinkan pengiklan untuk mengukur sejauh mana iklan mencapai audiens yang relevan dan bagaimana audiens berinteraksi dengan iklan tersebut.
Fakta: Menurut laporan PwC, lebih dari 50% pengiklan global kini menggunakan data real-time untuk mengukur kinerja kampanye OOH mereka, dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dalam menentukan ROI (return on investment).
2. Teknologi Pengenalan Wajah dan Analisis Emosi
Teknologi pengenalan wajah yang dilengkapi dengan kemampuan analisis emosi kini semakin populer di iklan OOH. Dengan menggunakan kamera pintar yang dipasang pada billboard digital, teknologi ini dapat menganalisis usia, jenis kelamin, dan bahkan ekspresi wajah orang yang melihat iklan. Hal ini memungkinkan pengiklan untuk menilai reaksi emosional audiens terhadap iklan, memberikan insight tentang bagaimana pesan iklan diterima oleh berbagai segmen audiens.
Fakta: Sebuah studi oleh VGI Global Media menemukan bahwa iklan OOH yang menggunakan teknologi pengenalan wajah dapat meningkatkan efektivitas kampanye hingga 30% dengan memberikan insight yang lebih baik tentang audiens yang terpapar.
3. Pengukuran Keterlibatan Melalui QR Code dan NFC
QR code dan Near Field Communication (NFC) semakin banyak digunakan dalam iklan OOH untuk mengukur keterlibatan secara langsung. Ketika audiens memindai QR code atau berinteraksi dengan iklan melalui perangkat NFC, pengiklan dapat melacak tindakan konsumen, seperti mengunjungi situs web atau mengikuti akun media sosial. Ini memungkinkan pengiklan untuk melihat seberapa banyak orang yang benar-benar mengambil tindakan setelah melihat iklan mereka.
Fakta: Laporan dari Statista menunjukkan bahwa penggunaan QR code dalam kampanye OOH di Indonesia meningkat lebih dari 50% pada tahun 2024, dengan tingkat konversi yang signifikan untuk pengiklan yang mengintegrasikan teknologi ini.
4. Programmatic OOH dan Pengukuran Performa Otomatis
Programmatic advertising, atau pembelian iklan secara otomatis, mulai merambah ke dunia OOH. Dengan teknologi ini, pengiklan dapat membeli ruang iklan secara real-time berdasarkan data lokasi dan perilaku audiens. Hal ini memudahkan pengiklan untuk menyesuaikan pesan mereka dengan audiens yang tepat pada waktu yang tepat, serta mengukur efektivitas iklan secara lebih akurat.
Fakta: OAAA (Out of Home Advertising Association of America) melaporkan bahwa 30% iklan OOH di Amerika Serikat sudah dibeli melalui programmatic pada 2024, dengan pengukuran yang lebih transparan dan efisien.
5. Sensor dan Internet of Things (IoT)
Sensor canggih yang terhubung dengan Internet of Things (IoT) kini banyak digunakan untuk memantau jumlah orang yang melewati iklan OOH dan berapa lama mereka melihatnya. Misalnya, layar digital di halte bus atau di stasiun kereta dapat dilengkapi dengan sensor gerak yang menghitung jumlah orang yang melihat iklan dan berapa lama mereka berinteraksi dengan konten tersebut. Ini memberikan data yang lebih akurat mengenai jangkauan dan durasi keterpaparan audiens.
Fakta: Menurut Geopath, pengukuran menggunakan sensor IoT meningkatkan ketepatan estimasi keterpaparan audiens OOH hingga 40% dibandingkan dengan metode tradisional.
6. Integrasi dengan Media Sosial dan Jejak Digital
Salah satu tren yang sedang berkembang adalah kemampuan untuk mengukur dampak iklan OOH melalui integrasinya dengan platform media sosial. Misalnya, pengiklan dapat melacak berapa banyak orang yang memotret atau memposting tentang iklan mereka di media sosial. Interaksi ini menciptakan jejak digital yang dapat dianalisis untuk menilai sejauh mana iklan OOH berhasil memicu percakapan atau engagement online.
Fakta: OAAA mengungkapkan bahwa 70% pengiklan OOH sekarang mencantumkan call-to-action di iklan mereka yang mendorong audiens untuk berbagi konten secara langsung di media sosial, meningkatkan visibilitas dan dampak iklan.
Kesimpulan
Mengukur dampak iklan OOH di tahun 2025 bukan lagi tentang memperkirakan jumlah orang yang melihat papan iklan. Dengan kemajuan teknologi seperti analisis data real-time, pengenalan wajah, QR code, dan programmatic advertising, pengiklan sekarang dapat mengukur dampak iklan dengan lebih presisi dan relevan. Alat dan teknologi baru ini tidak hanya membantu pengiklan memahami efektivitas kampanye mereka, tetapi juga memberikan insight yang lebih terukur tentang audiens dan bagaimana mereka berinteraksi dengan iklan.